Rabu, 02 Februari 2011

CONTOH KARYA TULIS


KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis sanjungkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Karena atas segala izin dan limpah rahmatnya peulis dapat menyelesaikan Karya Tulis ini.

Tersusunya karya tulis ini tidak luput dari berbagai pihak yang sudah mendukung dan membimbing penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1.      Drs. H. Otang Rismas, M. Pd., selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Cileunyi.

2.      Dra. Yulina, selaku walikelas IX IPA 2 yang telah membantu membimbing penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.

3.      Dra. Hartati, selaku guru pembimbing dalam mata pelajaran B. Indonesia.

4.      Ayah dan Ibu yang sudah memberikan doa restu.

Rina, Neli, Rezky, Zhafran, Rere, Eko dan teman – teman lainnya yang sudah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini, memberikan semangat dan memberikan dorongan moral kepada penulis agar dapat menyelesaikan karya tulis ini.

Dalam karya tulis ini penulis membahas tentang minat siswa – siswi SMA NEGERI 1 CILEUNYI dalam bidang sastra khususnya puisi. Karya tulis ini memuat beberapa masalah yang terjadi di kalangan pelajar dan saran bagi seluruh pihak oleh penulis tentang karya sastra di lingkungan pelajar.

Adapun tujuan penyusunan Karya Tulis ini selain untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia, juga diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca khususnya siswa-siswi SMA NEGERI 1 CILEUNYI ataupun penyusun dan pembaca dalam pengenaan karya sastra dalam kehidupan sehari-hari.

Tentunya Karya Tulis ini tidak terlepas dari ketidak sempurnaan dan kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan, sehingga kedepannya kami dapat memperbaiki diri demi peningkatan kualitas Karya Tulis selanjutnya.

Dengan adanya karya tulis ini penulis mengharapkan seluruh pembaca ataupun siswa – siswi SMA NEGERI 1 CILEUNYI dapat mengetahui tentang permasalahan yang berkaitan dengan karya sastra dan pembaca pun bisa mengetahui solusi yang dapat di jalankan.

 

 

Bandung, 1 Februari 2011

 

 

Penulis





DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

Kata Pengantar…………………….………………………………….….. і

Daftar Isi.……….……………………………………………………….. іі

BAB 1……………………...…………………………….……...………..1

                                                                                    1.1     Latar Belakang……….…….………………………………….……...…1

                                                                                    1.2     Penjelasan Istilah.……...........…………………………………..………2

                                                                                   1.3     Pembatasan Masalah……………………………………………..……...2

                                                                                   1.4     Perumusan Masalah…...….…………………..………………………....2

                                                                                  1.5     Tujuan…………...………………………...………………………….…3

                                                                                  1.6     Hipotesa……………………………………...………………………….3

BAB II……………...………………….…………………………………4

                                                                                  2.1   Pengertian Sastra………………………….……..……………………….4

                                                                                    2.2   pengertian Karya Sastra…………….……………………………….…...5

                                                                                 2.3   Puisi………….……………………..…………………………………….6

                                                                                  2.4   Sastrawan………………..……………………………………...………14

BAB III……………………………………….…………………………15

                                                                                   3.1   Metode Penulisan……………………...………………………………..15

BAB IV……….……………………...……….…………………………17

                                                                                   4.1   Pembahasan Angket…………...………………………………………..17

                                                                                  4.2   Pembahasan Wawancara………...…………….………………………..18

BAB V………….…..…………………………………………...………20

                                                                         5.1   Kesimpulan..............................................................................................20

                                                                      5.2   Saran........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................22

LAMPIRAN - LAMPIRAN...................................................................23

 

 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbiter ( tidak ada hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya ) yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat untuk berkomunikasi, kerja sama, dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia banyak ragam yang dapat di pelajari seperti karya sastra.

Sastra adalah ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, gagasan, semangat, keyakinan, dalam suatu bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan pesona dengan alat-alat bahasa. ( Sumarno dan Saini, 1991 : 3). Pernyataan di atas mengandung makna bahwa manusia menggunakan karya sastra sebagai sarana untuk mengungkapkan gagasan, pengalaman, pemikiran dan sebagainya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa karya sastra sangat bermanfaat bagi manusia dan pembacanya. Karya sastra yang baik adalah karya sastra yang mampu meniggalkan kesan yang mendalam bagi pembacanya. Pembaca dapat dengan bebas melarutkan diri bersama karya itu, dan mendapatkan kepuasan oleh karenanya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suatu karya bisa dijadikan media dakwah. Puisi adalah bentuk karangan yang tidak terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.

Samuel Tailor Coleridge mengungkapkanpuisi itu adalah kata – kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilik kata – kata setepatnya dan di susun sebaik – baiknya, misalnya seimbang, simetris, antar satu unsur dengan unsur yang lain sangat erat hubungannya dan sebagainya. Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah perasaan pernyataan yang imajinatif, yaitu perasaan yang di rekakan atau di angankan. Adapun Auden yang menyatakan bahwa puisi itu adalah ungkapan perasaan yang bercampur baur.

Berdasarkan ulasan di atas, maka penulis membuat karya tulis ini guna membantu para pembaca yang ingin menekuni dunia sastra puisi. Selain tentang pengertian dan unsur – unsur puisi, karya tulis ini juga memuat catatan tentang puisi – puisi yang pertama muncul serta dilengkapi juga dengan panduan untuk membuat puisi agar menarik untuk dibaca.

1.2 Penjelasan Istilah

Setiap orang melakukan kegiatan pasti mempunyai alasan-alasan tertentu sesuai dengan kegiatan yang dilakukannya. Demikian juga dengan judul yang dikemukakan dalam penulisan ini yakni :

1. Puisi adalah salah satu cara untuk seseorang mengungkapkan isi hatinya, mengungkapkan semua hal yang ada dalam fikiran penulis.

2. Mengetahui semua hal yang berkaitan dengan puisi, seperti ciri – ciri puisi, unsur puisi, dan lain sebagainya.

 

1.3 Pembatasan Masalah

Masalah-masalah yang diidentifikasikan penulis tidak dapat dibahas semua mengingat keterbatasan penulis dalam penulisan ini. Dalam penulisan ini hanya akan dibahas sebagai berikut :

1. Pengertian dan pendapat – pendapat tentang puisi oleh para ahli.

2. Nilai pendidikan yang terdapat dalam puisi yang ada.

 

1.4 Perumusan Masalah

Menurut saya, suatu masalah muncul karena tidak terdapatnya keseimbangan antara yang diharapkan berdasarkan teori-teori atau buku-buku yang menjadi tolak ukur dengan kenyataan sehingga menimbulkan pertanyaan mengapa demikian atau apa sebabnya demikian. Di samping itu, masalah juga dapat muncul karena keragu-raguan tentang keadaan sesuatu dan kurang objektif. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar minat pelajar mengenai puisi?

2. seberapa besar minat pelajar terhadap puisi?

 

1.5 Tujuan

Tujuan secara umum dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh manakah pemahaman pelajar tentang puisi dan penyebab pastinya pelajar tertarik atau tidak (minat) dengan puisi.

 

1.6 Hipotesa

Ketertarikan pelajar pada karya sastra puisi bisa di katakan cukup baik, karena masih banyak pelajar yang gemar menulis atau pun membaca puisi. Adapun pelajar yang tidak tertarik pada karya sastra puisi karena mereka berfikir puisi itu membosankan dan sudah ketinggalan zaman.





























BAB II

Landasan Teori

2.1 Pengertian Sastra

Kata sastra dapat ditemukan diberbagai aspek dan konteks yang berbeda. Sastra merupakan istilah yang luas. Sastra dapat dipandang sebagai sesuatu hasil yang dapat dinikmati, sastra juga merupakan suatu yang erat hubungannya dengan ciri-ciri khusus suatu bangsa atau kelompok masyarakat.

Kata kesusastraan berasal dari bahasa sansekerta. Kata kesusastraan terbentuk dari kata susastra dan imbuhan ke-an. Sedangkan kesusastraan itu sendiri masih dapat dipecah lagi yaitu su dan sastra yang berarti tulisan atau karangan. Susastra berarti tulisan atau karangan yang indah dan baik, berimbuhan ke-an berarti segala hal atau sesuatu yang berhubungan dengan sastra. Kata kesusastraan dapat diartikan sebagai segala nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah.

Sastra adalah ciptaan manusia kedalam bentuk sastra, baik tulisan maupun lisan yang dapat menimbulkan rasa senang. Dalam Teory Of Literature karangan Rene Wellek dan Austin Werren dalam teori kesusastraan menyatakan ciri-ciri atau sifat-sifat kesusastraan antara lain: fiction (rekaan), imagination (daya angan) dan invention (daya cipta).

Dalam membaca dan memahami karya sastra kita selalu menghadapi keadaan yang paradoksal. Pada satu pihak sastra merupakan keseluruhan yang bulat, otonomi, disisi lain tidak berfungsi dalam situasi kosong.

Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan tentang pengertian sastra. Sastra adalah karya imajinatif bermedia bahasa yang nilai atau unsur estetikanya dominan.

 



2.2 Pengertian Karya Sastra

Sesuatu yang disampaikan oleh sastrawan dalam karyanya adalah tentang manusia dengan segala macam perilakunya. Kehidupan manusia tersebut diungkapkan lengkap dengan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu, karya sastra dapat menambah kekayaan batin setiap hidup dan kehidupan ini. Karya sastra mampu menjadikan manusia memahami dirinya dengan kemanusiaannya.

Setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ini terkandung nilai atau hikmah yang dapat kita petik manfaatnya. Untuk dapat menangkap nilai-nilai tersebut diperlukan kepekaan dan kearifan. Bagi orang awam hal yang mungkin tidak dapat menjadi semangat berarti bagi pengarang. Sesuatu yang dianggap tidak berarti oleh masyarakat itu diolah oleh pengarang kemudian diwujudkan kembali dalam bentuk karya sastra.

Karya sastra memiliki fungsi ganda yaitu sebagai hiburan sedangkan disisi lain berusaha memberikan nilai-nilai yang bermanfaat bagi kehidupan.

Fungsi karya sastra bagi hidup dan kehidupan ke dalam lima kelompok, yaitu :

1.     Fungsi Rekreatif yaitu karya sastra dapat memberikan rasa senang, gembira serta menghibur para pembaca.

2.     Fungsi Estetis yaitu karya sastra itu indah, secara otomatis karya sastra akan memberi keindahan bagi penikmatnya.

3.     Fungsi Didaktif yaitu karya sastra yang baik biasanya mampu mengarahkan dan mendidik para pembaca karena nilai-nilai kebenaran yang terkandung didalamnya.

4.     Fungsi Moralitas artinya karya sastra yang baik biasanya selalu mengandung nilai-nilai moral yang tinggi. Dengan begitu pembaca akan tahu bagaimana moral yang baik dan buruk bagi dirinya.

5.     Fungsi Religiusitas yaitu karya sastra mengandung ajaran-ajaran agama yang harus dan wajib diteladani oleh para penikmatnya.
Sasaran karya sastra bukanlah pikiran penikmat, melainkan perasaan. Karya sastra tidak bermaksud agar penikmat tahu yang dikomunikasikan, melainkan mengajak apa yang dirasakan pengarang.

Karya sastra merupakan kehidupan buatan atau rekaan sastrawan. Kehidupan di dalam karya sastra adalah kehidupan yang telah diwarnai dengan sikap penulisnya, latar belakang pendidikannya, keyakinannya, dan sebagainya.

Karya sastra merupakan wujud ungkapan perasaan pengarang. Jika dilihat dari sifatnya, sastra merupakan karangan fiksi atau non ilmiah. Seperti juga karangan lain, karya sastra dibuat pengarang dengan maksud untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada pembacanya. Hanya karena sifat dasarnya yang berbeda dengan karangan lain, maka sesuatu yang dikomunikasikan tersebut juga berbeda. Macam karya sastra antara lain :

2.3 Puisi

Puisi yaitu salah satu bentuk/ ragam sastra yang diwujudkan dengan kata-kata/bahasa yang indah dan padat yang mengandung nilai-nilai.

Menurut Vicil C. Coulter, kata poet berasal dari kata bahasa Gerik yang berarti membuat, mencipta. Dalam bahasa Gerik, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir menyerupai dewa-dewa atau orang yang amat suka pada dewa-dewa. Dia adalah orang yang mempunyai penglihatan yang tajam, orang suci, yang sekaligus seorang filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi (Situmorang, 1980:10)).

Ada beberapa pengertian lain.

·        Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.

·        Putu Arya Tirtawirya (1980:9) mengatakan bahwa puisi merupakan ungkapan secara implisit, samar dengan makna yang tersirat di mana kata-katanya condong pada makna konotatif.

·        Ralph Waldo Emerson (Situmorang, 1980:8) mengatakan bahwa puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.

·        William Wordsworth (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya, memperoleh asalnya dari emosi atau rasa yang dikumpulkan kembali dalam kedamaian.

·        Percy Byssche Shelly (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah rekaman dari saat-saat yang paling baik dan paling senang dari pikiran-pikiran yang paling senang.

·        Watt-Dunton (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah ekpresi yang kongkret dan yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.

·        Lescelles Abercrombie (Sitomurang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah ekspresi dari pengalaman imajinatif, yang hanya bernilai serta berlaku dalam ucapan atau pernyataan yang bersifat kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa yang mempergunakan setiap rencana yang matang serta bermanfaat.

 

Jika dilihat dari isinya puisi terdiri atas berbagai macam diantaranya yaitu Elegi, Balada dan Ode. Jika dilihat berdasarkan zamannya, puisi dikelompokkan menjadi 3 yaitu puisi lama, puisi baru dan puisi modern.

1.     Puisi lama biasanya masih sangat mementingkan masalah rima, irama dan aturan-aturan yang lain. Yang termasuk puisi lama yaitu syair, pantun, gurindam dan seloka.

2.     Puisi baru sudah mulai meninggalkan aturan-aturan dalam puisi lama. Hanya saja dalam puisi baru masih memperhatikan jumlah baris dalam tiap baitnya. Karya sastra puisi baru antara lain: distikon, tersina, kuartren dan sebagainya.

3.     Puisi modern sudah jelas dari segala aturan seperti yang mengikat pada puisi lama. Puisi modern biasanya mengutamakan isi daripada bentuknya. Misalnya rima, irama dan yang lainnya menjadi aturan dalam puisi lama tidak lagi diperhatikan dalam penyusunan puisi modern. Meskipun dalam puisi modern telah bebas dari segala aturan seperti yang mengikat pada puisi lama. Tetapi ia tetap berbentuk puisi yang memiliki perbedaan dengan karya sastra yang lain. Karya sastra puisi tetap menggunakan bahasa yang singkat dan padat.

Yang Membedakan Puisi dari Prosa

Slametmulyana (1956:112) mengatakan bahwa ada perbedaan pokok antara prosa dan puisi. Pertama, kesatuan prosa yang pokok adalah kesatuan sintaksis, sedangkan kesatuan puisi adalah kesatuan akustis. Kedua, puisi terdiri dari kesatuan-kesatuan yang disebut baris sajak, sedangkan dalam prosa kesatuannya disebut paragraf. Ketiga, di dalam baris sajak ada periodisitas dari mula sampai akhir.

Pendapat lain mengatakan bahwa perbedaan prosa dan puisi bukan pada bahannya, melainkan pada perbedaan aktivitas kejiwaan. Puisi merupakan hasil aktivitas pemadatan, yaitu proses penciptaan dengan cara menangkap kesan-kesan lalu memadatkannya (kondensasi). Prosa merupakan aktivitas konstruktif, yaitu proses penciptaan dengan cara menyebarkan kesan-kesan dari ingatan (Djoko Pradopo, 1987).

Perbedaan lain terdapat pada sifat. Puisi merupakan aktivitas yang bersifat pencurahan jiwa yang padat, bersifat sugestif dan asosiatif. Sedangkan prosa merupakan aktivitas yang bersifat naratif, menguraikan, dan informatif (Pradopo, 1987).

Perbedaan lain yaitu puisi menyatakan sesuatu secara tidak langsung, sedangkan prosa menyatakan sesuatu secara langsung.

Unsur-Unsur Pembentuk Puisi

Ada beberapa pendapat tentang unsur-unsur pembentuk puisi. Salah satunya adalah pendapat I.A. Richard. Dia membedakan dua hal penting yang membangun sebuah puisi yaitu hakikat puisi (the nature of poetry), dan metode puisi (the method of poetry).

Hakikat puisi terdiri dari empat hal pokok, yaitu

1.       Sense (tema, arti)

Sense atau tema adalah pokok persoalan (subyek matter) yang dikemukakan oleh pengarang melalui puisinya. Pokok persoalan dikemukakan oleh pengarang baik secara langsung maupun secara tidak langsung (pembaca harus menebak atau mencari-cari, menafsirkan).

2.       Feling (rasa)

Feeling adalah sikap penyair terhadap pokok persoalan yang dikemukakan dalam puisinya. Setiap penyair mempunyai pandangan yang berbeda dalam menghadapi suatu persoalan.

3.       Tone (nada)

Yang dimaksud tone adalah sikap penyair terhadap pembaca atau penikmat karyanya pada umumnya. Terhadap pembaca, penyair bisa bersikap rendah hati, angkuh, persuatif, sugestif.

4.       Intention (tujuan)

Intention adalah tujuan penyair dalam menciptakan puisi tersebut. Walaupun kadang-kadang tujuan tersebut tidak disadari, semua orang pasti mempunyai tujuan dalam karyanya. Tujuan atau amanat ini bergantung pada pekerjaan, cita-cita, pandangan hidup, dan keyakinan yang dianut penyair

Metode Puisi

Untuk mencapai maksud tersebut, penyair menggunakan sarana-sarana yang disebut metode puisi. Metode puisi terdiri dari

·        Diction (diksi)

Diksi adalah pilihan atau pemilihan kata yang biasanya diusahakan oleh penyair dengan secermat mungkin. Penyair mencoba menyeleksi kata-kata baik kata yang bermakna denotatif maupun konotatif sehingga kata-kata yanag dipakainya benar-benar mendukung maksud puisinya.

·        Imageri (imaji, daya bayang)

Yang dimaksud imageri adalah kemampuan kata-kata yang dipakai pengarang dalam mengantarkan pembaca untuk terlibat atau mampu merasakan apa yang dirasakan oleh penyair. Maka penyair menggunakan segenap kemampuan imajinasinya, kemampuan melihat dan merasakannya dalam membuat puisi.

1.     Imaji disebut juga citraan, atau gambaran angan. Ada beberapa macam citraan, antara lain

2.     citra penglihatan, yaitu citraan yang timbul oleh penglihatan atau berhubungan dengan indra penglihatan

3.     Citra pendengaran, yaitu citraan yang timbul oleh pendengaran atau berhubungan dengan indra pendengaran

4.     Citra penciuman dan pencecapan, yaitu citraan yang timbul oleh penciuman dan pencecapan

5.     Citra intelektual, yaitu citraan yang timbul oleh asosiasi intelektual/pemikiran.

6.     Citra gerak, yaitu citraan yang menggambarkan sesuatu yanag sebetulnya tidak bergerak tetapi dilukiskan sebagai dapat bergerak.

7.     Citra lingkungan, yaitu citraan yang menggunakan gambaran-gambaran selingkungan

8.     Citra kesedihan, yaitu citraan yang menggunakan gambaran-gambaran kesedihan

 

·        The concrete word (kata-kata kongkret)

Yang dimaksud the concrete word adalah kata-kata yang jika dilihat secara denotatif sama tetapi secara konotatif mempunyai arti yang berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi pemakaiannya. Slametmulyana menyebutnya sebagai kata berjiwa, yaitu kata-kata yang telah dipergunakan oleh penyair, yang artinya tidak sama dengan kamus.

·        Figurative language (gaya bahasa)

Adalah cara yang dipergunakan oleh penyair untuk membangkitkan dan menciptakan imaji dengan menggunakan gaya bahasa, perbandingan, kiasan, pelambangan dan sebagainya. Jenis-jenis gaya bahasa antara lain :

1.       perbandingan (simile), yaitu bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding seperti bagai, sebagai, bak, seperti, semisal, umpama, laksana, dll.

2.       Metafora, yaitu bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain tanpa mempergunakan kata-kata pembanding.

3.       Perumpamaan epos (epic simile), yaitu perbandingan yang dilanjutkan atau diperpanjang dengan cara melanjutkan sifat-sifat perbandingannya dalam kalimat berturut-turut.

4.       Personifikasi, ialah kiasan yang mempersamakan benda dengan manusia di mana benda mati dapat berbuat dan berpikir seperti manusia.

5.       Metonimia, yaitu kiasan pengganti nama.

6.       Sinekdoke, yaitu bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang penting untuk benda itu sendiri.

7.       Allegori, ialah cerita kiasan atau lukisan kiasan, merupakan metafora yang dilanjutkan.

8.       Rhythm dan rima (irama dan sajak)

9.       Irama ialah pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembutnya ucapan bunyi bahasa dengan teratur. Irama dibedakan menjadi dua,

10.  metrum, yaitu irama yang tetap, menurut pola tertentu.

11.  Ritme, yaitu irama yang disebabkan perntentangan atau pergantian bunyi tinggi rendah secara teratur.

12.  Irama menyebabkan aliran perasaan atau pikiran tidak terputus dan terkonsentrasi sehingga menimbulkan bayangan angan (imaji) yang jelas dan hidup. Irama diwujudkan dalam bentuk tekanan-tekanan pada kata. Tekanan tersebut dibedakan menjadi tiga,

13.  dinamik, yaitu tyekanan keras lembutnya ucapan pada kata tertentu.

14.  Nada, yaitu tekanan tinggi rendahnya suara.

15.  Tempo, yaitu tekanan cepat lambatnya pengucapan kata.

·        Rima adalah persamaam bunyi dalam puisi. Dalam rima dikenal perulangan bunyi yang cerah, ringan, yang mampu menciptakan suasana kegembiraan serta kesenangan. Bunyi semacam ini disebut euphony. Sebaliknya, ada pula bunyi-bunyi yang berat, menekan, yang membawa suasana  kesedihan. Bunyi semacam ini disebut cacophony.

Berdasarkan jenisnya, persajakan dibedakan menjadi

·        rima sempurna, yaitu persama bunyi pada suku-suku kata terakhir.

·        Rima tak sempurna, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir.

·        Rima mutlak, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada dua kata atau lebih secara mutlak (suku kata sebunyi)

·        Rima terbuka, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku akhir terbuka atau dengan vokal sama.

·        Rima tertutup, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku kata tertutup (konsonan).

·        Rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada bunyi awal kata pada baris yang sama atau baris yang berlainan.

·        Rima asonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada asonansi vokal tengah kata.

·        Rima disonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapaat pada huruf-huruf mati/konsonan.

·        Berdasarkan letaknya, rima dibedakan

·        rima awal, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada awal baris pada tiap bait puisi.

·        Rima tengah, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di tengah baris pada bait puisi

·        Rima akhir, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di akhir baris pada tiap bait puisi.

·        Rima tegak yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada bait-bait puisi yang dilihat secara vertikal

·        Rima datar yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada baris puisi secara horisontal

·        Rima sejajar, yaitu persamaan bunyi yang berbentuk sebuah kata yang dipakai berulang-ulang pada larik puisi yang mengandung kesejajaran maksud.

·        Rima berpeluk, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama antara akhir larik pertama dan larik keempat, larik kedua dengan lalrik ketiga (ab-ba)

·        Rima bersilang, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama antara akhir larik pertama dengan larik ketiga dan larik kedua dengan larik keempat (ab-ab).

·        Rima rangkai/rima rata, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama pada akhir semua larik (aaaa)

·        Rima kembar/berpasangan, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama pada akhir dua larik puisi (aa-bb)

·        Rima patah, yaitu persamaan bunyi yang tersusun tidak menentu pada akhir larik-larik puisi (a-b-c-d)

Pendapat lain dikemukakan oleh Roman Ingarden dari Polandia. Orang ini mengatakan bahwa sebenarnya karya sastra (termasuk puisi) merupakan struktur yang terdiri dari beberapa lapis norma. Lapis norma tersebut adalah

1.       Lapis bunyi (sound stratum)

2.       Lapis arti (units of meaning)

3.       Lapis obyek yang dikemukakan atau “dunia ciptaan”

4.       Lapis implisit

5.       Lapis metafisika (metaphysical qualitie)


2.4 Sastrawan

Penulis dan Karya Sastra:

·        Merari Siregar

·        Marah Roesli

·        Muhammad Yamin

·        Nur Sutan Iskandar

·        Tulis Sutan Sati

·        Djamaluddin Adinegoro

·        Abas Soetan Pamoentjak

·        Abdul Muis

·        Aman Datuk Madjoindo

·        Chairil Anwar

·        Asrul Sani

·        Idrus

·        Achdiat K. Mihardja

·        Trisno Sumardjo

·        Utuy Tatang Sontani

·        Ahmadun Yosi Herfanda

·        Y.B Mangunwijaya

·        Darman Moenir


BAB III

METODE PENELITIAN

 

3.1 Metode Penulisan

Dalam mengumpulkan data-data dalam penyusunan karya tulis ini agar menjadi akurat dan efektif, maka penulis menggunakan metode berikut:

1.     Jenis penelitian

Penelitian pada karya tulis ini tidak sepenuhnya berdasarkan penelitian pustaka (Library research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menela’ah dan mengkaji sumber kepustakaan berupa data primer maupun data sekunder.

 

2.     Sumber Data

Data sekunder, yaitu buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan yang telah ditentukan dalam karya tulis ini, termasuk buku-buku yang mempunyai kaitan erat dengan metodologi yang telah ditentukan penulis, Dan sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah cerpen.

 

3.     Analisis Data

Pada tahap ini, setelah buku-buku atau sumber lainnya terkumpulkan, selanjutnya menganalisis data baik secara deduktif maupun induktif, yaitu mengumpulkan data-data yang ada kemudian dianalisis sehingga diperoleh sebuah kesimpulan yang valid.

4.     Angket

Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban (Depdikbud:1975). Penulis menyebarkan angket yang bersifat umum pada beberapa siswa SMAN 1 Cileunyi sebagai sample.

 

5.     Wawancara  

Wawancara ialah tanya jawab antara pewawancara dengan yang diwawancara untuk meminta keterangan atau pendapat mengenai suatu hal.  Penulis melakukan Tanya jawab kepada beberapa siswa SMAN 1 Cileunyi yang sebelumnya telah mengisi angket yang sudah penulis sebarkan.

6.     Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka mempunyai arti: peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review of related literature). Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan kembali (review) pustaka (laporan penelitian, dan sebagainya) tentang masalah yang berkaitan—tidak selalu harus tepat identik dengan bidang permasalahan yang dihadapi—tetapi termasuk pula yang seiring dan berkaitan (collateral). Penulis mencari sumber-sumber lain yang berkaitan dengan karya tulis ini, baik dari beberapa sumber buku maupun dari situs-situs internet.














BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH

4.1 Pembahasan Angket
     Karya Sastra pada umumnya diminati oleh banyak orang. Namun pada umumnya juga, menentukan tema yang terkandung didalamnya itu sangat sulit. Untuk menganalisisnya, penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang dibuat dalam sebuah angket. diantaranya yaitu :

No
Pertanyaan
Ya
Tidak
1
Apakah Anda mengetehui apa itu karya sastra?
65%
35%
2
Apakah Anda mengetahui jenis-jenis karya sastra?
40%
60%
3
Apakah Anda tertarik pada karya sastra?
70%
30%
4
Apakah Anda pernah membaca karya sastra?
65%
35%
5
Apakah Anda membuat karya sastra?
32.5%
67.5%
6
Apakah guru Anda pernah mengajarkan tentang karya sastra?
75%
25%
7
Apakah Anda mengetahui perbedaan macam – macam karya sastra?
25%
75
8
Apakah Anda menganggap karya sastra itu penting?
62.5%
37.5
9
Menurut Anda apakah karya sastra popular di kalangan pelajar?
45%
55
10
Menurut Anda apakah pelajar senang dengan sastra Indonesia?
70%
30
11
Menurut Anda apakah karya sastra Indonesia lebih menarik dari pada karya sastra luar negeri?
75%
25
12
Apakah Anda mengetahui asal karya sastra?
12.5%
87.5
13

Apakah perkembangan karya sastra di Indonesia baik?

70%
30%
14

Apakah menurut Anda puisi adalah karya sastra?

82.5%
17.5%
15
Pernah kah Anda membuat puisi?
90%
10%
16
Apakah Anda tertarik pada puisi?
60%
40%
17
Apakah Anda mengetahui bahwa hikayat adalah karya sastra?
15%
85%
18
Pernahkah Anda membuat hikayat?
17.5%
82.5%
19
Apakah Anda mengetahui perbedaan puisi dan hikayat?
25%
75%
20
Apakah Anda mengetahui macam-macam karya sastra selain puisi dan hikayat?
25%
75%


4.2   Pembahasan Wawancara

Agar menambah akurat karya sastra ini penulis juga penulis membuat beberapa pertanyaan yang di muat dalam wawancara kebeberapa siswa – siswi SMA NEGERI 1 CILEUNYI, di antaranya yaitu :



No.
Pertanyaan
Keterangan
1

Apakah Anda tertarik pada karya sastra?

Sekitar 70% siswa tertarik
2

Apakah Anda menganggap karya sastra itu penting?

Sekiat 62.5% siswa menganggap penting
3

Menurut Anda apakah karya sastra popular di kalangan pelajar?


Sekitar 45% karya sastra di anggap populer
4

Menurut Anda apakah pelajar senang dengan sastra Indonesia?


Sekitar 70% pelajar senang dengan karya sastra indonesia
5

Menurut Anda apakah karya sastra Indonesia lebih menarik dari pada karya sastra luar negeri?



Sekitar 75% menganggap karya Indonesia lebih menarik
6

Apakah perkembangan karya sastra di Indonesia baik?


Sekitar 70% siswa menganggap perkembangan karya sastra cukup baik di indonesia
7

Apakah menurut Anda puisi adalah karya sastra?


Sekitar 82.5% menyatakan puisi itu karya sastra
8

Apakah Anda mengetahui bahwa hikayat adalah karya sastra?

Sekitar 15% siswa mengetahui bahwa hikayat adalah sastra
9

Apakah Anda mengetahui perbedaan macam – macam karya sastra?


Sekiatar 37.5% siswa yang mengetahui apa itu karya sastra.
10

Apakah Anda pernah membuat karya sastra?

Sekitar 99% pelajar pernah membuat karya sastra










BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Karya sastra berarti karangan atau lukisan yang baik dan indah.
Karya sastra berarti segala tulisan atau karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah. Puisi adalah bentuk karangan yang tidak terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.


Jenis Puisi :

·        Puisi lama

·        Puisi baru

·        Puisi modern

 

Hakikat Puisi :

(1)        Tema/makna (sense)

(2)        Rasa (feeling)

(3)        Nada (tone)

(4)        Amanat/tujuan/maksud (itention)

(5)        Perwajahan puisi (tipografi)

(6)        Diksi


(7)        Imaji

(8)        Kata kongkret

(9)        Bahasa figurative

(10)   Versifikasi


5.2 Saran

Sekolah

Agar siswa dapat menyalurkan bakatnya di bidang sastra khususnya puisi penulis menyarankan agar sekolah dapat membantu mengembangkannya. Sekolah dapat membuat majalah khusus untuk siswa SMA NEGERI 1 CILEUNYI yang seluruh  isinya memuat karya siswa siswi SMA NEGERI 1 CILEUNYI. Sekolah juga dapat mengadakan perlombaan-perlombaan yang bersangkutan dengan karya sastra.

Guru

Agar siswa – siswi dapat tertarik dengan karya sastra hendaknya penjelasan yang diberikan kepada siswa – siswi dapat di sajikan dengan lebih menarik seperti dengan cara permainan dan sebagainya.Hendaknya dilakukan pembinaan untuk siswa – siswa yang berpotensi dan berminat dalam dunia sastra khususnya puisi.

Siswa

Sebaiknya sebagai pelajar kita harus dapat mengetahui apa saja yang terdapat dalam karya sastra khususnya puisi. Dan jika ada materi yang belum di mengerti hendaknya di tanyakan kepada guru yang bersangkutan. Sebaiknya siswa-siswi yang merasa punya potensi di bidang sastra khususnya puisi dapat mengikuti berbagai macam perlombaan agar bakat tersebut tidak sia sia.










































DAFTAR PUSTAKA